Fotogrametri merupakan suatu seni, pengetahuan, dan teknologi untuk memeroleh informasi yang dapat dipercaya tentang suatu objek fisik dan keadaan di sekitarnya melalui proses perekaman, pengamatan atau pengukuran dan interpretasi citra fotografis atau rekaman gambar gelombang elektromagnetik. Fotogrametri telah mengalami perjalanan panjang mulai dari fotogrametri analog, fotogrametri analitis, hingga fotogrametri digital. Saat ini, fotogrametri telah dimanfaatkan untuk kegiatan pemetaan yang memerlukan ketelitian tinggi, seperti pemetaan topografi, pemetaan 3D, dan pemetaan persil. Kali ini, kita akan menilik kembali sejarah fotogrametri dari ratusan tahun yang lalu hingga sekarang.
Awal Mula Fotogrametri – Tahun 1490
Pada dasarnya ide dibalik fotogrametri dilandasi atas penemuan fotografi oleh Leonardo da Vinci di tahun 1490-an. Leonardo da Vinci memulai mengerjakan prinsip-prinsip perspektif dan geometri proyektif yang kemudian menjadi landasan fotogrametri. Lama setelah itu, pada tahun 1883hubungan antara geometri proyektif dan fotogrametri ditemukan oleh Sturm dan Hauck. Geomteri proyektif merupakan cabang matematika yang membahas hubungan antara bangun-bangun geometri dan bayangan yang diproyeksikan pada permukaan lain.
Aime Laussedat: Bapak Fotogrametri – Tahun 1850-an
Aime Laussedat menggunakan foto terrestrial untuk melakukan survei arsitektur perspektif pertamanya di Hotel des Invalides, Paris. Pada tahun 1850, ia menggunakan kamera Lucida (dipatenkan pada awal tahun 1800-an oleh Sir William Hyde Wollaston) untuk menghasilkan survei arsitektur Panthemont dan Fort deVincennes, Paris yang setahun kemudian mulai menggunakan fotografi. Laussedat juga melakukan eksperimen menggunakan layang-layang dan balon untuk memotret udara pada tahun 1860-an.
Penemuan Pesawat Terbang – Tahun 1900-an
Pasti tidak asing kan sama foto pesawat yang satu ini? Yup! Itulah pesawat terbang pertama yang ditemukan oleh dua bersaudara Orville dan Wilbur Wright pada tahun 1903. Penemuan ini tentunya mendukung kemajuan fotogrametri karena foto udara yang diambil dapat dikontrol dengan lebih baik dibandingkan menggunakan layang-layang atau balon udara. Tahun 1908, foto udara untuk keperluan pemetaan pertama kali dipotret oleh Kapten Cesare Tardivo. Enam tahun kemudian, Brock bersaudara mengembangkan kamera metrik pertama yang dapat dipasang di pesawat.
Penemuan Plotter – Tahun 1920-an
Profesor Rainhard Hugershoff mengembangkan plotter analog pertama pada tahun 1921 yang dinamakan Huershoff Autocartograph. Plotter ini dapat digunakan pada tipe foto apa saja seperti terrestrial, vertical, dan oblique. Pada tahun 1926, ia mengembangkan Aerocartograph yang memungkinkan untuk triangulasi analog.
Penemuan Ploter Analitik Pertama – Tahun 1950-an
Uuno Vilho Helava mematenkan metode yang menggunakan komputer untuk membuat peta dari foto udara yang memungkinkan koreksi kelengkungan bumi dan distorsi atmosferik secara otomatis pada tahun 1957.
Fotogrametri Masa Kini – Tahun 2000 hingga sekarang
Kini,fotogrametri telah berkembang hingga menjadi fotogrametri digital yang dapat dimanfaatkan untuk pemetaan 3D, pembuatan peta dasar, close range photogrammetry untuk permodelan 3D suatu objek misalnya bangunan bersejarah dan monumen, dan aplikasi pemetaan digital lainnya dengan berkolaborasi bersama Sistem Informasi Geografis.
Disalin ulang oleh: Maria Natasha, 19 Januari 2024
Sumber:
- Syauqani, A., Subiyanto, S., Suprayogi, A. 2017. Pengaruh Variasi Tinggi Terbang Menggunakan Wahana Unmanned Aerial Vehicle(UAV) Quadcopter DJI Phantom 3 Pro pada Pembuatan Peta Orthofoto (Studi Kasus Kampus Universitas Diponegoro. Jurnal Geodesi Undip: 249-257
- Costas Papadopoulos. Remaking Material Culture in 3D: Chapter History of Photogrammetry. Open Educational Resources for The Digital Arts and Humanities. Diakses pada: 17 Januari 2024